Kamis, 12 Februari 2009

Memanfaatkan Dunia Untuk Akhirat

Oleh : Apriyanto

عن ابن عمر رضيالله عنحما قال: أخذرسوال لله بمنكبي فقال: كن في الد نيا كأنك غريب، أوعابرسبيل وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: إذا أمسيت فلا تنتظرا لصاح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وخذ من صحتك لمر ضك، ومن حيا لمو تك تك (رواه لبخري)
Dari Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku dan bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan.” Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhu berkata, “Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore, manfaatkanlah masa sehat. Sebelum datang masa sakitmu dan saat hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)[1]
Mufrodat Hadits
أخذmemegang= سبيلPengembara=
بمنكبيDua pundakku= تنتظرkamu menunggu=
إذا أمسيتjika kamu di sore hari= وإذا أصبحتjika kamu di pagi hari=

Biografi Sahabat
Abdullah bin Umar bin Al-Khattab al- Adawi al-Quraisyi adalah anak dari Umar bin Khattab ra dan Zainab binti Mazhun ra, Ibnu Umar adalah salah satu sahabat yang paling bersemangat dalm meneladani Rasulullah SAW. Ibnu Umar masuk Islam bersama kedua orang tuanya sebelum usia baligh dan hijrah ke Madinah sebelum bapaknya[2].
Ibnu Umar mengikuti perang Khandak , Ahzab dan perang seterusnya bersama dengan Rasulullah SAW , akan tetapi pada perang Uhud[3] dan perang Badar[4] tidak diperbolehkan ikut karena usianya yang masih kecil. Kedekatanya dengan Rasulullah SAW, menjadikan ilmunya semakin luas. Beliau meriwayatak Hadits sebanyak 1630 hadits, sedangkan Imam Bukhari dan Imam Muslim menyepakati sekitar 170 hadits[5].
Ibnu Umar adalah oang yang pandai akalnya, cerdas otaknya, sebagaimana yang Rasulullah SAW telah membei kesaksian untuknya “Abdullah adalah laki-laki yang shalih” beliau wafat di Makkah setelah melaksankan ibadah haji pada tahun 73H dalam uisa 84 tahun[6].
Kedudukan Hadits
Ini merupakan Hadits yang sangat mulia, tinggi nilainya, banyak faedahnya dan mencakup berbagi faedah dan nasehat. Hadits ini mengingatkan kita akan angan-angan yang telalu cinta kepada Dunia. Hadits ini memberikan petuah agar kiat mempergunakan sebaik-baik mungkin waktu kita di dunia yang fana ini. Hendaknya kita menjadikan dunia ini sebagai tempa perbekalan untuk menuju lama yang kekal yaitu Alam Akhirat yang telah Allah janjikan tempat yang baik dan indah(Syurga) bagi orang-orang yang selalu berada dalam jalan yang lurus[7].
Penjelasan Hadits
1. Rasulullah Seorang Murabbi
Rasulullah SAW adalah pengajar dan murabbi bagi para sahabatnya atau lebih tepat dikatkan sebagai pakar pendidikan karena sahabat menuntut dan medapatkan ilmu dari Rasulullah SAW. Dalam melakukan Trbiyah kepada para sahabat Rasulullah SAW memakai berbagai sistem dan metode yang dipakai para praktisi pendidikn dewasa ini. Beliau memanfaatkan moment-moment yang ada, menggunakan ilustrasi, mengajrakn sesuai kebutuhan dengan bahasa yang sesuia dengan tingkat intelektual Masyarakat yang kesemuanya dilakukan dengan keteladan dan kesabaran yang tinggi[8].
Dalam hadits ini misalnya, Ibnu Umar berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku”, hal ini menunjukkan perhatian yang besar pada beliau, dan saat itu umur beliau masih 12 tahun. Ibnu Umar berkata: “beliau pernah memegang kedua pundakku”. Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau penyeberang jalan”. Jika manusia mau memahami hadits ini maka di dalamnya terkandung wasiat penting yang sesuai dengan realita. Rasulullah adalah seoang murabbi yang mengemban tugas untuk merubah bangsa arab dan seluruh umat manusia[9].
2. Fananya Dunia dan Kekalnya Akhirat
Manusia hidup di dunia ini tanpa mengetahui kapan dia akan mengalami kematian, hanyalah Allah Maha pencipta yang mengetaui masalah kapan hari mereka akan mati;

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S. Ali-Imran; 185)

Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula). (Q.S. Az-Zumar: 30)
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok[10]. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Lukman; 34)
Dunia ini tetap fana walaupun seorang berumur panjang. Ini adalah kebenaran yang tak dapat disangkal dan dilihat setiap hari dan setiap malam, dirasakan setiap saat dan setiap detik. Kemudian manusia akan mengalami kehiduan yang abadi yang tiada akhir, yaitu kehidupan akhirat setelah Allah membangkitkan mereka dari kubur, menghimpun mereka untuk dihisab amal-amalnya. Mereka diberi keputusan kepada mereka dimanakah berat amal yang telah mereka lakukan[11].
Orang yang memanfaatkan hidupnya hanya untuk bertakwa kepada Allah dia mendapat tempat yang Allah telah janjikan kesengan didalanya yaitu Syurga, sedangkan orang yag memenadfaatkan hidupnya hanya untuk memuaskan didirnya di dunia tanpa bertakwa dan melanggar perintah dai Allah maka dia kan mendapat temapt di neraka yang setimpal dengan apa yang telah dia lakukan dan dia akan kekal selamanya[12].
Orang mukmin yang berakal adalah orang mukmin yang tidak tertpu oleh dunia, tidak terasa senang dan tentram didalamnya, dia tidak memandang bahwa dunia adalah segalanya, tetapi dia mememdekkan angan-anganya bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dia menjadikan hidup di duni a sebagai ajang pertaruhanya dengan Iblis untuk mendapat keridhaan dari Allah tabaraka wa taala. Dia menjadikan dunia sebagai ladang untuk menaburi amal shaleh dan kendaraan untuk meraih keselatan diatsa jalan yang memanjang antara surge dan neraka jahanam[13]. Sebagaiman Firman Allah SWT.

Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal. Q.S. Al-Mukmin; 39)
Rasulullah SAW juga bersabda
“Hubunganku dengan dunia, dan perumpamaanku dengan dunia seperti seorang penunggang kedaraan yang berada di bawah sebuah pohon kemudian dia pergi meniggalkanya”
3. Dunia adalah Jembatan dan Jalan Menuju Akhirat
Seorang mukimin bagaikan seorang asing atau seorang pengembara yang tidak betah di dalamnya, tidak sibuk dengn perhiasanya dan tidak tertipu dengan kesenanganya. Dia bukna seorang yang terikat dan mencurahkan seluruh potensi diri untuk meraih dunia akan tetapi untukakhirat karena dunia hanya temapt untuk melintas bukan negeri tempat menetap[14]. Allah SWT berfirman;

kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( Q.S. Ali Imran;185)
Seorang muslim senantiasa menancapkan didalam dirinya bahwa di hidup di dunia bagaikan orang asing yang jauh dari negerinya sendiri, jauh dari istri dan keluarganya, maka dia selalu rindu ke pangkuan negerinya, sehingga ingin bertemu dengan istri keluarga dan kerabatnya. Dia mengumpulkan berbagai macam kebutuhan yang dapat memberikan manfaat baginya di negerinya sendiri. Ini merupakan pengandaian bahwansanya dunia ini tempat untuk menanam dan akhirat nantinya tempat untuk memanennya[15]. Sebagiaman firman Allah SWT;

Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. (Q.S. At-Taubah; 39)

Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal. (Q.S. Al-Mukmin: 39)
Al-Hasan Al-Basri berkat, “ Seorang mukmin itu bagaikan orang asing, dia tidak merasa sedih karena mengalami kehinaan dunia, tidak berlomba utuk meraih kemegahan”.
Ibnu Rajab berkata,” Ketika Allah SWT menciptakan Adam a.s, dia menempatknya bersama dengan istrinya di dalam syurga, kemudian mnerunkan keduanya ke dunia, menjanjikan untuk mengembalikanya lagi ke syurga beserta keturunanya yang shaleh. Maka, orang mukmin selalu rindu akan negerinya yang pertama, dan cinta negeri itu adlah bagian dari Iman (Iman kepada hari akhir).
Dunia adalah tempat untuk menguji keimanan seseorang apakah dia semakin cinta dengan Allah dengan kesengan yang dimilkinya atau makin lupa kepada maha penciptanya. Adanya mati dan hidup ats kehendak Allah SWT agar manusia ingat akan kebesaran Allah SWT dan menjadi Muhasabbah kepada umat manusia[16]. Allah SWT berfirman;

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (Q.S.

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya[17], seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". - Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan [18] itu teman akrab(ku). - Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Al-Furgan; 27-29)

Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa [19] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Al-Bagarah : 197)
4. Nasehat Ibnu Umar
Ibnu Umar bin Al-Khattab R.A menerima nasehat dari Rasulullah SAW dengan sepenuh jiwa dan raga. Dia memahami dengan hati dan akal lalu dicerna dengan akal otaknya, sehingga dia menjadi murid yang sukses dari seorang guru yang brilian yaitu Rasulullah SAW. Dia menyeru kepada orang yang pernah mendengar hadits dari Rasulullah SAW untuk berlaku zuhud di dunia sehingga tidak memperpanjang angan-angan. Jika berada pada sore jangan menunggu-nunggu datangnya waktu pagi, dan saat berada pada pagi hari maka jangan menunggu-nunggu datang waktu sore hari, tetapi ia tidak mengira bahwa ajalays akan datang sebelum tiba waktunya[20].
Al-Hakim dalam Shahihnya meriwayatkan sebagai hadits marfu’ ari Ibnu Abbas R.A dari Nabi Rasulullah SAW bersabda; “Manfaatkan lima sebelum datang yang lima yaitu manfaatkan masa mudamu sebelum masa tuammu, masa sehatmu sebelum datang sakit, masa kayamu sebelum datang masa kemiskinanmu, waktu luangmu sebelum datang masa-masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.
5. Hendaklah seorang muslim berlomba-lomba melakukan perbuatan baik, memperbanyak ketaatan dan kebajikan. Janganlah menjadi orang yang tidak menghiraukan dan tidak dihiraukan, yang berangan-angan untuk melakukanya di waktu yang akan datang, karena kita tak tahu kapan ajal menjemput kita. Maka di wajibkan agar berbuat amar Ma’ruf nahi munkar sehingga mendapatkan jaln yang lurus[21].
6. Seorang muslim hendaknya memanfaatkan kesempatan dan momen-momen tertentu, jika terbuka peluang baginya, sebelum di kehilangan saat yang tepat jangan sampai menyia-nyiakan waktu.[22].
7. Dianjurkan untuk bersikap zuhud[23] agar tidak banyak gerangan-angan berpaling dari kesibukan dunia yang hanya membawa seseorang lupa akan akhirat[24].
8. Tugas seorang muslim adalah bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shaleh, memperbanyak bentuk-bentu kebaikan disertai dengan hati-hati dan waspada dari hukuman Allah, sehinga dia bertambah gait dalam beramal. Demikianlah gambaran seorang musafir yang mengarahkan semua usahany untuk hati-hati dan waspada, dia takut perjalanya terhenti tidak sampai kepada tujuan[25].
9. Membatasi pergaulan yaitu tidak bergaul kepada orang-orang yang menjerumuskan kepada hal yang bathil. Maka bergaullah kepada para orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang selalu bertakwa.
10. Orang muslim harus menundukan semua yang ada di dunia sebagai sarana mendapatkan kehidupan akhirat dan meraih pahala dari Allah SWT. Amal dunia hukumya wajib agar seseorang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan meraih manfaatnya.
11. Hadits ini memerintahkan dan mengingatkan kepada kita agar jangan terhanyut dengan keindahan sehigga meninggalakan amalan untuk akhirat.

Kesimpulan
Hadits ini memberikan motivasi dan mengingatkan kita akan fananya dunia ini, jangalah memanfaatkan waktru di dunia ini dengan bermalas-malasan dan tidak kenal dengan Maha Pencipta. Jadikanlah hidup di dunia ini sebagai tempat hanya bersinggah sebentar untuk menanam buah kaetkwaan untuk kehidupan yang abadi yaitu kehidupan di Syurag yang telah AllahSWT janjikan bagi orang-orang yang selalu bertakwa kepada Rabbnya.








Daftar Pustaka
1. Said Hawwa, Mencapai Magam Shidiqun dan Rabbaniyyun dalam Prespektif Al-Qu’an dan Sunnah, Robbani Pess, Jakarta, 1990
2. Abdul Halim, Ali, karakteristik Umat Terbaik, Terj( Drs. As’ad Yasin), Gema Insani Press; Jakarta, 1999
3. Al-Ghazali, Intisai Ihya Ulumuddin (Mensucikan Jiwa), Terj(Anu Rafiq Shalih Talmid, Lc), Robbanji Press; Jakarta, 2000
4. Imam Nawawi, Hadits Arba’in dan terjemahanya, Terj(Yunan Abdullah), Media Insani Press; Surakarta, 2007
5. Al-Mubarakfur, Syafiyyurrahman, Sirah Nabawiyah, Terj(Kathur Suhardi), Pustaka Al-Kautsar; Jakarta, 2007
6. Ali As-Sayis, Muhammad, Sejarah Fikih Islam, terj( Nurhadi AGA), Pustaka Al-Kautsar; Jakarta, 2003
7. Ibnu Qayyim, Rajab al-hambali dan Imam Al-Ghazali, Tazkiya an Nafs, Robbani Press; Jakarta, 1990
8. www.Hadits Ar’bain.com, Pak denono
9. Muhyidin Mistu, Mustafa Dieb Al-Bugha, Al-Wafi(syarah kitab Arbai’n An-Nawawiyah), Terj(Muhil Dhofi, Lc ), Al-I’tishom; Jakarta, 2008
10. Al-Qarny‘,Aidh Abdullah, Demi Masa, Terj(Abdur ohim, Lc) Cakrawala Publishing; Jakarta, 2005
11. Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarny, Hidupkan Hatimu, Terj(Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi, Lc), Irsyad Baitus Salam; Bandung, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar